pemilu 1955
PEMILU TAHUN 1955
- Sarana politik untuk mewujudkan kehendak rakyat kepada negara dalam sistem demokrasi Pancasila adalah melalui Pemilihan Umum (Pemilu).
- Rakyat sebagai pemegang kedaulatan berhak menentukan warna dan bentuk pemerintahan serta tujuan yang hendak dicapai, sesuai dengan konstitusi yang berlaku.
Dalam pasal 1 ayat 2 UUD1945 disebutkan "Kedaulatan berada di tangan rakyat, dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar"
TUJUAN PEMILU
- Melaksanakan kedaulatan rakyat
- Sebagai perwujudan hak asasi politik rakyat
- Untuk memilih wakil-wakil rakyat yang duduk di DPR, DPRD, DPD serta memilih Presiden dan Wakil Presiden
- Melaksanakan pergantian personal pemerintahan secara damai, aman, dan tertib
Pemilu tahun 1955, Pemilu pertama
kali ini diselenggarakan pada masa sistem pemerintahan negara
berdasarkan demokrasi parlementer dengan konstitusi UUDS 1950,
PELAKSANAAN PEMILU TAHUN 1955
Pemilihan Umum Anggota DPR dan Konstituante Indonesia 1955
Pemilihan Umum Indonesia 1955 adalah
pemilihan umum pertama di Indonesia dan diadakan pada tahun 1955. Pemilu
ini sering dikatakan sebagai pemilu Indonesia yang paling demokratis.
Pemilu ini bertujuan untuk memilih
anggota-anggota DPR dan Konstituante. Jumlah kursi DPR yang diperebutkan
berjumlah 260, sedangkan kursi Konstituante berjumlah 520 (dua kali
lipat kursi DPR) ditambah 14 wakil golongan minoritas yang diangkat
pemerintah.
Pemilu ini dipersiapkan di bawah
pemerintahan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo. Namun, Ali
Sastroamidjojo mengundurkan diri dan pada saat pemungutan suara, kepala
pemerintahan kemudian dipegang oleh Perdana Menteri Burhanuddin Harahap.
Hasil Pemilu 1955
Peserta pemilu 1955 yang berjumlah 29 partai memperoleh kursi masing-masing sebagai berikut :
5 besar dalam Pemilu ini adalah Partai
Nasional Indonesia (PNI) mendapatkan 57 kursi DPR dan 119 kursi
Konstituante (22,3 persen), Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia)
57 kursi DPR dan 112 kursi Konstituante (20,9 persen), Nahdlatul Ulama
(NU) 45 kursi DPR dan 91 kursi Konstituante (18,4 persen), Partai
Komunis Indonesia (PKI) 39 kursi DPR dan 80 kursi Konstituante (16,4
persen), dan Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) 8 kursi DPR dan 16
kursi Konstituante (2,89 persen).
Partai-partai lainnya, mendapat kursi
DPR di bawah 10. Yaitu PSII (Partai Syarikat Islam Indonesia) 8 kursi,
Parkindo (Partai Kristen Indonesia) 8 kursi, Partai Katolik 6 kursi,
Partai Sosialis Indonesia (PSI) 5 kursi. Dua partai mendapat 4 kursi
(IPKI / Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia dan Perti / Pergerakan
Tarbiyah Islamiyah). 6 partai mendapat 2 kursi (PRN / Partai Rakyat
Nasional, Partai Buruh, GPPS / Gerakan Pembela Panca Sila, PRI / Partai
Rakyat Indonesia, PPPRI / Persatuan Pegawai Polisi RI, dan Murba).
Sisanya, 12 partai, mendapat 1 kursi (Baperki, PIR (Persatuan Indonesia
Raya) Wongsonegoro, PIR (Persatuan Indonesia Raya) Hazairin, Grinda,
Permai (Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia), Partai Persatuan Dayak,
PPTI (Partai Politik Tarikat Islam), AKUI, PRD (Persatuan Rakyat Desa),
PRIM (Partai Republik Indonesis Merdeka), ACOMA (Angkatan Comunis Muda)
dan R. Soedjono Prawirisoedarso.
Pemilu pertama ini berdasarkan UU No. 7 tahun 1953 dan dilaksanakan dengan PP No. 9 tahun 1954, Pemilu tahun 1955 diadakan dua tahap:
TAHAPA KE I.
- tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR ( Parlemen )
- tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Konstituante
UNTUK MERUMUSKAN UUD YANG BARU SEBAGAI PENGGANTI UUD S 1950
Pemilu diikuti oleh 28 Partai Politik, jumlah anggota DPR 272 dan anggota konstituante berjumlah 542.
SUASANA KAMPAYE
Perdana Menteri Ali Sastro Atmijayo, sedang berkampaye dari parta Partai Nasional Indonesia.
Mohammad Natsir sedang berkampanye untuk Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia), partai terkuat di Sumatera Barat.
Kampanye PSI (Partai Sosialis Indonesia) bersama mantan Perdana Menteri Sutan Syahrir. Di Bali PSI menjadi partai terbesar kedua setelah PNI (Partai Nasionalis Indonesia).
DN Aidit (DN = Dipa Nusantara) sedang berkampanye untuk PKI (Partai Komunis Indonesia).
KESIMPULAN
PEMILU TAHUN 1955 MASA ORLA SUKSES DILAKSANAKAN SESUAI DENGAN ASAS DEMOKRASI, TETAPI TIDAK MEMENUHI HARAPAN RAKYAT
DIKARENAKAN
- TERJADINYA PERTIKAIAN ANTAI PARPOL
- MASING-MASING PARPOL HANYA MENTINGKANKAN KEPENTINGAN SENDIRI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar